Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Desember

   


Duh Lama gak Ngeblog
Posting Puisi saja :)

DESEMBER

Berhentilah... ini bukan Desember kelabu seperti katamu dan walau juga bukan Desember ceria seperti kata pamflet iklan, ini tetaplah Desember, penghujung tahun, yang membawa mendung, hujan, kilat dan guntur tetabuhan alam semesta yang bertaluh sorak pada saatnya, dan kita, kau dan aku, bisa merasakan sejuk dingin anginnya atau deru gelegar guruhnya atau hanyut dalam ninabobo gerimisnya yang membuatmu enggan melepas selimut pagi hari.

Ini adalah Desember seperti juga bulan lainnya datang dan pergi dengan cerita juang jerihnya sendiri. Ini adalah Desember, Desember berhujan seperti biasanya.

Hujan ini, dalam optimismu, adalah penyemangat. bersorak riuh diantara hentakan tombol keybordmu dan nafasmu tersengal mengeja setiap deadline, melompat berlari zigzag meliuk mengikuti setiap baris dan setiap kolom jadwalmu sembari mengutuki setiap kebebalanmu

Hujan December kadang serupa sembilu yang menggores dengan riang ketika dirusnya menggenangkan sesal mengapungkan mimpi-mimpi yang takterwujud bak buah busuk berdesakan terapung kepermukaan waktu berkata lirih nasi telah jadi bubur.

Hujan December adalah pelengkap hiasanmu. Ia datang membias kerlip lampu hiasmu sehingga pendarannya meriah mengurai warna gradasi merah scarlet ke hijau pinus ke kuning emas meriah dan menusuk mata dan hati bertanya sungguh inikah maksud cinta dalam lagu malam kudusmu?

Hujan Desember hanyalah penanda waktu trompet ditiup dan almanak berganti. 1000 kaki dan 1000 tangan datang membawa bingkisan tahun baru terbungkus rapi dalam 365 lapisan kejutan dan kamu tak tahu akankah semuanya untukmu.

Majene
17 Desember 2015
Gerimis yang tak kunjung reda


Posting Komentar untuk "Desember"