Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setelah Membaca Novel Mata Hari


"Inilah hidupku; akulah kutilang yang memberikan segala-galanya dan mati sembari melakukannya" (p.140)

    
Membaca Mata Hari dalam perjalanan libur Ramadan-Idul Fitri 2024

Buku "Mata Hari" adalah novel pertama karya Paulo Coelho yang saya baca. Saya memilih untuk membacanya karena tertarik dengan iming-iming bahwa ini adalah kisah nyata dari awal tahun 1900an yang diangkat menjadi novel, dan lebih menarik lagi, sebagian kisah nyata itu terjadi di Indonesia, pada jaman kolonial Belanda. 

Pembuka diawali dengan narasi eksekusi mati seorang perempuan yang dianggap mata-mata oleh Perancis. Gambaran yang sangat dramatis DI awal cerita ini membuat saya merasa sedikit tertarik untuk melanjutkan. 

Bab-bab selanjutnya mengisahkan tentang tulisan surat-surat dari Mata Hari, sang penari yang dihukum mati dengan tuduhan mata-mata, kepada lawyernya. Surat-surat ini mencerminkan komunikasi di antara mereka selama proses pendampingan hukum yang dialami Mata Hari selama sidang hingga terjadinya eksekusi. Meskipun ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan dan pemikiran Mata Hari, saya merasa bahwa cerita tersebut terkadang berjalan lambat dan kurang memikat.

Saya juga mengharapkan bahwa novel ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan Mata Hari dengan Indonesia, mengingat klaim penulis yang menyatakan sebagian kisah ini terjadi di Indonesia. Namun, deskripsi tentang bagaimana sang tokoh cerita hidup di Indonesia dalam novel ini sangat terbatas.

Satu-satunya kaitan Indonesia dengan Mata Hari adalah karena Margaretha Geertruida Zelle (nama aslinya) yang lahir di Belanda ini menikah dengan Rudolf MacLeod seorang tentara Belanda. Setelah menikah McLeod sebagai perwira tentara Belanda ditugaskan ke Hindia Belanda (Indonesia) lalu kemudian  Mata Hari ikutlah suaminya tinggal di Indonesia. Sumber lain mengatakan mereka pernah tinggal di Surabaya dan Bandung. Rupaya Mata Hari tidak betah dengan kehidupan yang monoton di Hindia Belanda sehingga tahun 1902 mereka bercerai dan Zelle kembali ke Eropa. Di Eropa Zelle pergi ke pusat hiburan dunia kala itu yaitu Perancis. Disanalah Margaretha Geertruida Zelle membangun karirnya menjadi seorang penari higga sukses terkenal sebagai penari eksotis dengan mengambil nama panggung Mata Hari. Tentunya nama ini dipungut dari Hindia Belanda. Dia mencapai puncak kejayaan dan hidup layaknya artis dengan segala ke-glamoran-nya. 

Namun, nasib tidak terlalu memihak Mata Hari karena ketika dia sedang menikmati ketenarannya, dunia digetarkan oleh perang dunia pertama. Konflik antara Jerman melawan negara sekutu: Perancis, Inggris, dan negara-negara lainnya mempertajam ketegangan di Eropa. Sebagai seorang pegiat seni, Mata Hari merasa memiliki keuntungan karena memiliki pas untuk bepergian antar negara tanpa dicurigai sebagai mata-mata, karena dia hanya seorang penari.

Pada suatu perjalanan pertunjukannya ke Jerman, seorang pejabat militer Jerman melihat Mata Hari sebagai peluang untuk merekrutnya sebagai mata-mata. Mereka menawarkan uang yang banyak kepada Mata Hari agar mau menjadi agen rahasia mereka. Tugasnya adalah bergaul dengan banyak petinggi Perancis, mendengarkan percakapan penting mereka, dan memberikan informasi rahasia kepada Jerman. Meskipun Mata Hari menerima uang tersebut, ia tidak terlalu mematuhi perintah Jerman. Dia terus berkarya seperti biasa dan tidak pernah mengirim surat rahasia sebagai tanggapan atas tugasnya sebagai mata-mata.

Pada cerita selanjutnya kemudian diketahui bahwa Mata Hari juga menarik dirinya ke dalam lingkaran militer Perancis untuk menjadi mata-mata bagi mereka. Permintaannya diterima oleh pihak Perancis, karena dia berterus terang bahwa dia telah direkrut jerman manjadi mata-mata bagi mereka tetapi dia ingin bekerja bagi Perancis negara dimana dia berkarier. Tentunya Militer Perancis percaya karena Mata Hari sering melakukan perjalanan tur menarinya ke Inggris atau Jerman, hingga akhirnya Mata Hari menjadi mata-mata ganda. Tidak diketahui apakah motifnya karena uang atau ingin meng"aman"kan dirinya dan profesinya dalam situasi perang. Demikianlah penari ini tidak hanya menari di atas panggung, tetapi juga ingin menari di atas panggung perang dunia yang berkecamuk saat itu. Ingin memberi kontribusi? atau ingin mendapatkan kontribusi? Hanya dia yang tahu.

Untung tak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak, akhirnya Mata Hari ditangkap di hotelnya oleh tentara Perancis dengan tuduhan sebagai mata-mata Jerman. Dalam narasi berikutnya dikatakan bahwa sebenarnya bukti spionage atau mata-mata yang dituduhkan kepadanya terlalu lemah dan tidak cukup sebagai bukti untuk menghukumnya seberat itu. Inilah adalah salah satu kontroversi penghukuman dalam sejarah dunia. Seseorang yang berjuang untuk hidupnya, berjuang untuk jati dirinya berakhir diujung senapan. 

Dalam surat-suratnya Mata Hari sama sekali tidak menyesali jalan takdirnya ia berkata bahwa: "Aku wanita yang lahir pada waktu yang salah dan tidakada yang bisa kulakukan untuk memperbaiki ini. Aku tidak tau apakah masa depan akan mengingatku, tetapi kalau ya, kuharap masa depan itu tidak pernah menganggapku korban, melainkan seseorang yang melangkah maju dengan keberanian, membayar harga  yang harus dibayarnya tanpa rasa takut" (p.27)

Makna apa kira-kira yang dapat kita petik dari novel Mata Hari? Nah, pembaca dapat menyimpulkannya sendiri setelah menjelajahi cerita dalam novel ini. Bagi saya, pesan yang berkesan adalah tercetus dalam kutipan-kutipan yang saya pilih. Kesadaran bahwa hidup memiliki konsekuensi; setiap tindakan kita adalah mata rantai yang terkait dengan mata rantai berikutnya. Kadang, mata rantai berikutnya bisa kita prediksi, kita desain, dan rencanakan, namun kadang juga muncul sebagai sebuah kejutan yang mengejutkan dir kita sendiri. Namun, itulah risikonya dan harga yang harus kita bayar. 

💘💛💙

Merefleksikan Hari Kartini

Hari ini adalah 21 April, hari lahir Kartini, pejuang emansipasi wanita Indonesia. Kartini adalah tokoh perempuan Indonesia yang pemikirannya melampaui zamannya. Dia memiliki visi akan kesetaraan wanita dan pria dalam mencapai potensi penuh sebagai individu yang merdeka, serta memiliki kesetaraan dalam pekerjaan dan dalam masyarakat.

Setidaknya ada tiga hal yang saya ingat tentang perjuangan Kartini:

  1. Pendidikan bagi Wanita: Salah satu aspek utama dari perjuangan Kartini adalah pendidikan bagi perempuan. Dia berpendapat bahwa pendidikan adalah kunci bagi pembebasan perempuan dari keterbelakangan dan ketergantungan. Kartini memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi perempuan, yang pada masa itu sering diabaikan atau terbatas hanya pada kalangan bangsawan. Dia mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara dan mendorong pendidikan formal untuk wanita di seluruh Nusantara.
  2. Penghapusan Praktik Perkawinan Dini: Kartini menentang praktik perkawinan dini yang umum di masyarakatnya pada saat itu. Dia memperjuangkan hak bagi perempuan untuk memiliki kendali atas nasib mereka sendiri dan menentukan pilihan hidup mereka sendiri, termasuk kapan mereka ingin menikah.
  3. Perjuangan melalui Literasi: Salah satu cara Kartini menyebarkan ide-idenya dan menginspirasi perempuan lain adalah melalui surat-surat yang dikirimkan kepada teman-temannya dan tokoh-tokoh lain di Belanda. Dalam surat-suratnya, Kartini mengungkapkan impian dan aspirasinya untuk kemajuan perempuan Indonesia.

Jika kita kembali melihat sosok Mata Hari dan liku perjalanan hidupnya, kita bisa melihat sosok perempuan mandiri yang tidak mau terkungkung dalam budaya dominasi laki-laki. Mata Hari meraih kendali atas hidupnya sendiri, pergi berpetualang meninggalkan rumah tangganya yang tidak bahagia, kemudian merintis karier dan mencapai ketenarannya di negeri perantauan. Mata Hari memberikan segala keberadaannya untuk memperjuangkan haknya sebagai individu yang bebas berekspresi atas nama seni dan profesi.

Namun, Mata Hari, dengan kebebasannya yang berlebihan, terkadang tampaknya lupa untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya. Meskipun memiliki keberanian dan determinasi yang luar biasa, dia cenderung terlalu percaya diri dalam menghadapi situasi yang berbahaya seperti konflik perang dunia saat itu. Pilihan-pilihannya terkesan terlalu impulsif, tanpa memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi pada dirinya sendiri maupun orang lain.

Di sisi lain, Kartini adalah sosok ibu yang bijaksana dan penuh hikmat dalam perjuangannya. Meskipun juga memiliki tekad yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, Kartini tidak pernah mengabaikan realitas dunia di sekitarnya. Dia sadar akan tantangan dan bahaya yang mungkin dihadapinya dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Oleh karena itu, setiap langkahnya dipertimbangkan secara matang dan disertai dengan kesadaran akan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan generasi mendatang.

Kartini dikenang sebagai pahlawan perempuan yang bijaksana dan berani. Perjuangannya yang disertai dengan kebijaksanaan dan pertimbangan matang serta visinya untuk kesetaraan perempuan memberinya tempat yang istimewa dalam sejarah Indonesia, dan warisan perjuangannya masih terus menginspirasi hingga saat ini. 

Sebaliknya, Mata Hari, meskipun mandiri dan berani, terlalu terbawa dengan kebebasannya yang berlebihan sehingga cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Pilihan-pilihan impulsifnya dan keterlibatannya dalam dunia mata-mata menjadi cerminan dari sisi gelap kebebasan yang tidak terkendali dan berujung pada merugikan diri sendiri.

Selamat memperingati Hari Kartini. Salam Literasi 👉

🎉🎉🎉🎉🎉🎉

  • Apakah sudah pernah baca Novel Mata Hari? Bagaimana pendapat anda ?
  • Kalau belum, apakah tertarik untuk membaca?
  • Novel Paulo Coelho mana yang paling anda rekomendasikan? 
  • Tinggalkan komentar ya!
🎉🎉🎉🎉🎉🎉

Posting Komentar untuk "Setelah Membaca Novel Mata Hari"