Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku The Ask and The Answer

The Ask and the Answer (Chaos Walking, #2)The Ask and the Answer by Patrick Ness
My rating: 4 of 5 stars

Saya ingin memberinya bintang 4,2 tapi goodreads tidak memungkinkannya.

Dalam sequel #1 dari caos walking ini, penulis menginfus ide-ide seperti keadaan dimana arus informasi yang begitu pesat kemudian membuat orang kewalahan (overloaded) dengan informasi dan ruang private menjadi hampir tidak ada lagi. Selain itu, dalam s#1, juga penulis memasukkan ide seperti bagaimana agama disetir oleh orang berkepentingan(politik dan agama) untuk mengeksploitasi orang lain agar bekerja untuk memberikan kekuasaan (power) bagi pemimpin dan mereka tidak segan-segan melakukan kekerasan bahkan pembunuhan dan tidak malu-malu untuk memutar balik fakta agar mereka terlihat selalu benar dan orang lain (musuh) berada pada pihak yang salah. Dengan setting drama dan plot yang mencekam kedua ide diatas menghasilkan caos dalam suatu masyarakat (komunitas) yang sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membangun sebuah tempat baru (dunia) baru yang aman dan tenteram bagi mereka dan generasi yang akan datang setelah mereka. Well sangat menyedihkan bukan? dan bukankah juga itu yang kita (dunia) alamai sekarang? Ini terjadi di seantero dunia....

Dalam buku ke-2 ini, Penulis memasukkan ide pokok (maaf kalau saya menggunakan istilah yang kurang tepat) Tirani sebagai tulang punggung dari Novel sequel #2 ini. Pemerintah yang haus kekuasaan, melakukan segala macam cara yang keji (memfitnah, merayu, berpenampilan musang berbulu kelinci, membunuh banyak orang lalu melempar kesalahan ke lawan politiknya) agar kekuasaaannya langgeng. Mayor Prentis, penguasa yang lalim yang haus kekuasaan, dengan tidak segan-segan menggulung habis kota-kota yang dilaluinya dalam perjalanannya memburu Todd dan Viola yang dalam buku kedua ini mereka sudah sampai dikota terakhir yang bernama Haven. Kota terakhir ini dengan mudah menyerah tanpa syarat kepada Mayor Prentis yang kemudian mengangkat dirinya menjadi Presiden Prentis. Todd dan Viola yang terluka dan sekarat juga sampai dikota yang sama untuk mencari perlindungan namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, mereka malah jatuh ketangan orang yang paling ditakuti. Mayor Prentis dan pasukannya telah lebih dahulu tiba dan menguasai kota itu. Lalu apa yang akan terjadi dengan mereka berdua?

Selanjutnya sekelompok perempuan, yang dulunya adalah para perawat dan pasiennya, melarikan diri kehutan lalu mengangkat senjata-bergerilya dipimpin oleh Mistress Coyle untuk melawan kekuasaan president Prentiss. Mereka menyebut dirinya "the Answer", dengan tidak segan-segan memasang Bom disana sini, menghancurkan gedung, menara komunikasi, sumber air, sumber listrik ... Mereka, para perempuan yang menganggap diri memberikan jawaban yang layak atas tirani president Prentis, tidak seperti walikota terdahulu mereka yang pengecut menyerah tanpa berperang kepada penguasa yang lalim. Sementara itu President Prentis meluncurkan propaganda baru untuk mengatasi the Answer yaitu pasukan yang disebut the Ask. Bagian tengah sampai akhir Novel ini penuh dengan keseruan pertempuran antara the Ask and the Answer. Dalam bagian ini penulis memperhadapkan pembaca pada pertanyaan etis apakah perjuangan untuk mendapatkan hak (perjuangan the Answer) dapat membenarkan penyengsaraan/pembunuhan penduduk yang tidak berdosa? Apakah garis batas yang jelas antara good and evil selalu dapat ditarik dengan tegas? Apakah atas nama kesetiannmu pada satu orang dapat mengorbankan banyak orang? duh peliknya jalan cerita dan cucahnya bikin pertanyaan, membaca novel ini bisa buat ngos-ngosan dan ini pertanyaan terakhir: bagaimana dengan perjuangan para perempuan itu, apakah mereka akan berhasil? berhasil? berhasil? baca sendireee :p

Sebenarnya dari sejak buku pertama pembaca akan selalu berharap agar Todd dan Viola, yang keduaanya adalah remaja yang tidak punya siapa-siapa lagi, bisa mendapatkan tempat perlindungan yang baik dan aman, dan Viola dapat mempersiapkan tempat untuk mendaratkan jutaan lagi manusia yang masih ada di pesawat berjarak 6 bulan dari the new world itu. Namun ternyata tentu saja tak semudah itu. Novel ini selain menghadirkan keseruhan dan pertanyaan yang menohok untuk direnungkan, bersiaplah juga untuk terenyuh menyaksikan adegan pengkhianatan dari orang yang paling dekat, serta melihat hangatnya persaudaraan, kasih sayang dan simpati, dari seseorang yang pernah dianggap sebagai musuh.

Terakhir. Kutipan yang paling berulang-ulang dalam buku ini adalah "We are the choise that we make". Kita yang sekarang adalah akibat dari pilihan-pilihan yang kita buat sebelumnya dan pilihan kita yang sekarang akan menentukan bagaimana kita dimasa mendatang. Selamat membaca!


View all my reviews

Posting Komentar untuk "Review Buku The Ask and The Answer"